on facebook

Jumat, 10 Februari 2012

Se'orang Gadis Menjual Keperawananya

Seorang Wanita berjalan agak ragu memasuki hotel berbintang lima, berjalan perlahan dengan kepala tertunduk, setetika pula ada sosok yang datang menghampirinya. Sang petugas satpam yang berdiri di samping pintu hotel menangkap kecurigaan pada wanita itu. Tapi dia hanya memandang saja dengan awas ke arah langkah wanita itu yang kemudian mengambil tempat duduk di lounge yang agak di pojok. Petugas satpam itu memperhatikan sekian lama, ada sesuatu yang harus dicurigainya terhadap wanita itu. Karena dua kali waiter mendatanginya tapi, wanita itu hanya menggelengkan kepala. Mejanya masih kosong. Tak ada yang dipesan. Lantas untuk apa wanita itu duduk seorang diri. Adakah seseorang yang sedang ditunggunya. Petugas satpam itu mulai berpikir bahwa wanita itu bukanlah tipe wanita nakal yang biasa mencari mangsa di hotel ini. Usianya nampak belum terlalu dewasa. Tapi tak bisa dibilang anak-anak. Sekitar usia remaja yang tengah beranjak dewasa


Setelah sekian lama, akhirnya memaksa
petugas satpam itu untuk mendekati
meja wanita itu dan bertanya:
'' Maaf, nona ... Apakah anda sedang
menunggu seseorang? "
'' Tidak! '' Jawab wanita itu sambil
mengalihkan wajahnya ke tempat lain.
'' Lantas untuk apa anda duduk di sini?"
'' Apakah tidak boleh? '' Wanita itu mulai
memandang ke arah sang petugas
satpam..
'' Maaf, Nona. Ini tempat berkelas dan
hanya diperuntukan bagi orang yang ingin
menikmati layanan kami.''
'' Maksud, bapak? "
'' Anda harus memesan sesuatu untuk
bisa duduk disini ''
'' Nanti saya akan pesan setelah saya ada
uang. Tapi sekarang, izinkanlah saya
duduk di sini untuk sesuatu yang akan
saya jual '' Kata wanita itu dengan suara
lambat.
'' Jual? Apakah anda menjual sesuatu di
sini? ''
Petugas satpam itu memperhatikan
wanita itu. Tak nampak ada barang yang
akan dijual. Mungkin wanita ini adalah
pramuniaga yang hanya membawa
brosur.
'' Ok, lah. Apapun yang akan anda jual, ini
bukanlah tempat untuk berjualan. Mohon
mengerti. ''
'' Saya ingin menjual diri saya, '' Kata
wanita itu dengan tegas sambil menatap
dalam-dalam kearah petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terkesima sambil
melihat ke kiri dan ke kanan.
'' Mari ikut saya, '' Kata petugas satpam
itu memberikan isyarat dengan
tangannya.
Wanita itu menangkap sesuatu tindakan
kooperativ karena ada secuil senyum di
wajah petugas satpam itu. Tanpa ragu
wanita itu melangkah mengikuti petugas
satpam itu.
Di koridor hotel itu terdapat kursi yang
hanya untuk satu orang. Di sebelahnya
ada telepon antar ruangan yang tersedia
khusus bagi pengunjung yang ingin
menghubungi penghuni kamar di hotel ini.
Di tempat inilah deal berlangsung.
'' Apakah anda serius? ''
'' Saya serius '' Jawab wanita itu tegas.
'' Berapa tarif yang anda minta? ''
'' Setinggi-tingginya. ."
'' Mengapa?" Petugas satpam itu terkejut
sambil menatap wanita itu.
'' Saya masih perawan ''
'' Perawan? '' Sekarang petugas satpam
itu benar-benar terperanjat. Tapi
wajahnya berseri. Peluang emas untuk
mendapatkan rezeki berlebih hari ini..
Pikirnya
'' Bagaimana saya tahu anda masih
perawan?''
'' Gampang sekali. Semua pria dewasa
tahu membedakan mana perawan dan
mana bukan.. Ya kan?''
'' Kalau tidak terbukti? "
'' Tidak usah bayar ...''
'' Baiklah ...'' Petugas satpam itu
menghela napas. Kemudian melirik ke kiri
dan ke kanan.
'' Saya akan membantu mendapatkan pria
kaya yang ingin membeli keperawanan
anda. ''
'' Cobalah. ''
'' Berapa tarif yang diminta? ''
'' Setinggi-tingginya. ''
'' Berapa? ''
'' Setinggi-tingginya. Saya tidak tahu
berapa? ''
'' Baiklah. Saya akan tawarkan kepada
tamu hotel ini. Tunggu sebentar ya. ''
Petugas satpam itu berlalu dari hadapan
wanita itu.
Tak berapa lama kemudian, petugas
satpam itu datang lagi dengan wajah
cerah.
'' Saya sudah dapatkan seorang penawar.
Dia minta Rp. 5 juta. Bagaimana?''
'' Tidak adakah yang lebih tinggi? ''
'' Ini termasuk yang tertinggi, '' Petugas
satpam itu mencoba meyakinkan.
'' Saya ingin yang lebih tinggi...''
'' Baiklah. Tunggu disini ...'' Petugas
satpam itu berlalu.
Tak berapa lama petugas satpam itu
datang lagi dengan wajah lebih berseri.
'' Saya dapatkan harga yang lebih tinggi.
Rp. 6 juta rupiah. Bagaimana?''
'' Tidak adakah yang lebih tinggi?''
'' Nona, ini harga sangat pantas untuk
anda. Cobalah bayangkan, bila anda
diperkosa oleh pria, anda tidak akan
mendapatkan apa apa. Atau andai
perawan anda diambil oleh pacar anda,
andapun tidak akan mendapatkan apa
apa, kecuali janji. Dengan uang Rp. 6 juta
anda akan menikmati layanan hotel
berbintang untuk semalam dan keesokan
paginya anda bisa melupakan semuanya
dengan membawa uang banyak. Dan lagi,
anda juga telah berbuat baik terhadap
saya. Karena saya akan mendapatkan
komisi dari transaksi ini dari tamu hotel.
Adilkan. Kita sama-sama butuh... ''
'' Saya ingin tawaran tertinggi ... '' Jawab
wanita itu, tanpa peduli dengan celoteh
petugas satpam itu.
Petugas satpam itu terdiam. Namun tidak
kehilangan semangat.
'' Baiklah, saya akan carikan tamu lainnya.
Tapi sebaiknya anda ikut saya. Tolong
kancing baju anda disingkapkan sedikit.
Agar ada sesuatu yang memancing mata
orang untuk membeli. '' Kata petugas
satpam itu dengan agak kesal.
Wanita itu tak peduli dengan saran
petugas satpam itu tapi tetap mengikuti
langkah petugas satpam itu memasuki
lift.
Pintu kamar hotel itu terbuka. Dari dalam
nampak pria bermata sipit agak berumur
tersenyum menatap mereka berdua.
'' Ini yang saya maksud, tuan. Apakah
tuan berminat? " Kata petugas satpam itu
dengan sopan.
Pria bermata sipit itu menatap dengan
seksama ke sekujur tubuh wanita itu ...
'' Berapa? '' Tanya pria itu kepada Wanita
itu.
'' Setinggi-tingginya '' Jawab wanita itu
dengan tegas.
'' Berapa harga tertinggi yang sudah
ditawar orang? '' Kata pria itu kepada
sang petugas satpam.
'' Rp.. 6 juta, tuan ''
'' Kalau begitu saya berani dengan harga
Rp. 7 juta untuk semalam. ''
Wanita itu terdiam.
Petugas satpam itu memandang ke arah
wanita itu dan berharap ada jawaban
bagus dari wanita itu.
'' Bagaimana? '' tanya pria itu.
''Saya ingin lebih tinggi lagi ...'' Kata
wanita itu.
Petugas satpam itu tersenyum kecut.
'' Bawa pergi wanita ini. '' Kata pria itu
kepada petugas satpam sambil menutup
pintu kamar dengan keras.
'' Nona, anda telah membuat saya kesal.
Apakah anda benar benar ingin menjual?
''
'' Tentu! ''
'' Kalau begitu mengapa anda menolak
harga tertinggi itu ... ''
'' Saya minta yang lebih tinggi lagi ...''
Petugas satpam itu menghela napas
panjang. Seakan menahan emosi. Dia pun
tak ingin kesempatan ini hilang.
Dicobanya untuk tetap membuat wanita
itu merasa nyaman bersamanya.
'' Kalau begitu, kamu tunggu di tempat
tadi saja, ya. Saya akan mencoba mencari
penawar yang lainnya. ''
Di lobi hotel, petugas satpam itu berusaha
memandang satu per satu pria yang ada.
Berusaha mencari langganan yang biasa
memesan wanita melaluinya. Sudah
sekian lama, tak ada yang nampak
dikenalnya. Namun, tak begitu jauh dari
hadapannya ada seorang pria yang
sedang berbicara lewat telepon
genggamnya.
'' Bukankah kemarin saya sudah kasih
kamu uang 25 juta Rupiah. Apakah
itu tidak cukup? " Terdengar suara pria itu
berbicara.
Wajah pria itu nampak masam seketika
'' Datanglah kemari. Saya tunggu. Saya
kangen kamu. Kan sudah seminggu lebih
kita engga ketemu, ya sayang?! ''
Kini petugas satpam itu tahu, bahwa pria
itu sedang berbicara dengan wanita.
Kemudian, dilihatnya, pria itu menutup
teleponnya. Ada kekesalan di wajah pria
itu.
Dengan tenang, petugas satpam itu
berkata kepada Pria itu: '' Pak, apakah
anda butuh wanita ... ??? ''
Pria itu menatap sekilas kearah petugas
satpam dan kemudian memalingkan
wajahnya.
'' Ada wanita yang duduk disana, ''
Petugas satpam itu menujuk kearah
wanita tadi.
Petugas satpam itu tak kehilangan akal
untuk memanfaatkan peluang ini.
"Dia masih perawan..''
Pria itu mendekati petugas satpam itu.
Wajah mereka hanya berjarak setengah
meter. '' Benarkah itu? ''
'' Benar, pak. ''
'' Kalau begitu kenalkan saya dengan
wanita itu ... ''
'' Dengan senang hati. Tapi, pak ...Wanita
itu minta harga setinggi tingginya.''
'' Saya tidak peduli ... '' Pria itu menjawab
dengan tegas.
Pria itu menyalami hangat wanita itu.
'' Bapak ini siap membayar berapapun
yang kamu minta. Nah, sekarang
seriuslah ....'' Kata petugas satpam itu
dengan nada kesal.
'' Mari kita bicara di kamar saja.'' Kata pria
itu sambil menyisipkan uang kepada
petugas satpam itu.
Wanita itu mengikuti pria itu menuju
kamarnya.
Di dalam kamar ...
'' Beritahu berapa harga yang kamu
minta? ''
'' Seharga untuk kesembuhan ibu saya
dari penyakit ''
'' Maksud kamu? ''
'' Saya ingin menjual satu satunya harta
dan kehormatan saya untuk kesembuhan
ibu saya. Itulah cara saya berterima
kasih .... ''
'' Hanya itu ...''
'' Ya ...! ''
Pria itu memperhatikan wajah wanita itu.
Nampak terlalu muda untuk menjual
kehormatannya. Wanita ini tidak menjual
cintanya. Tidak pula menjual
penderitaannya. Tidak! Dia hanya ingin
tampil sebagai petarung gagah berani di
tengah kehidupan sosial yang tak lagi
gratis. Pria ini sadar, bahwa di
hadapannya ada sesuatu kehormatan
yang tak ternilai. Melebihi dari
kehormatan sebuah perawan bagi
wanita. Yaitu keteguhan untuk sebuah
pengorbanan tanpa ada rasa sesal.
Wanita ini tidak melawan gelombang laut
melainkan ikut kemana gelombang
membawa dia pergi. Ada kepasrahan
diatas keyakinan tak tertandingi. Bahwa
kehormatan akan selalu bernilai dan
dibeli oleh orang terhormat pula dengan
cara-cara terhormat.
'' Siapa nama kamu? ''
'' Itu tidak penting. Sebutkanlah harga
yang bisa bapak bayar ... '' Kata wanita itu
'' Saya tak bisa menyebutkan harganya.
Karena kamu bukanlah sesuatu yang
pantas ditawar. ''
''Kalau begitu, tidak ada kesepakatan! ''
'' Ada ! " Kata pria itu seketika.
'' Sebutkan! ''
'' Saya membayar keberanianmu. Itulah
yang dapat saya beli dari kamu. Terimalah
uang ini. Jumlahnya lebih dari cukup untuk
membawa ibumu ke rumah sakit. Dan
sekarang pulanglah ... '' Kata pria itu
sambil menyerahkan uang dari dalam tas
kerjanya.
'' Saya tidak mengerti ...''
'' Selama ini saya selalu memanjakan istri
simpanan saya. Dia menikmati semua
pemberian saya tapi dia tak pernah
berterima kasih. Selalu memeras. Sekali
saya memberi maka selamanya dia selalu
meminta. Tapi hari ini, saya bisa membeli
rasa terima kasih dari seorang wanita
yang gagah berani untuk berkorban bagi
orang tuanya. Ini suatu kehormatan yang
tak ada nilainya bila saya bisa
membayar ...''
'' Dan, apakah bapak ikhlas...? ''
'' Apakah uang itu kurang? ''
'' Lebih dari cukup, pak ... ''
'' Sebelum kamu pergi, boleh saya
bertanya satu hal? ''
'' Silahkan ...''
'' Mengapa kamu begitu beraninya ... ''
'' Siapa bilang saya berani. Saya takut
pak ... Tapi lebih dari seminggu saya
berupaya mendapatkan cara untuk
membawa ibu saya ke rumah sakit dan
semuanya gagal. Ketika saya mengambil
keputusan untuk menjual kehormatan
saya maka itu bukanlah karena dorongan
nafsu. Bukan pula pertimbangan akal saya
yang `bodoh`... Saya hanya bersikap dan
berbuat untuk sebuah keyakinan ... ''
'' Keyakinan apa? ''
'' Jika kita ikhlas berkorban untuk ibu atau
siapa saja, maka Tuhan lah yang akan
menjaga kehormatan kita ... '' Wanita itu
kemudian melangkah keluar kamar.
Sebelum sampai di pintu wanita itu
berkata:
'' Lantas apa yang bapak dapat dari
membeli ini ... ''
'' Kesadaran... ''
...
Di sebuah rumah di pemukiman kumuh.
Seorang ibu yang sedang terbaring sakit
dikejutkan oleh dekapan hangat anaknya.
'' Kamu sudah pulang, nak ''
'' Ya, bu ... ''
'' Kemana saja kamu, nak ... ???''
'' Menjual sesuatu, bu ... ''
'' Apa yang kamu jual?'' Ibu itu
menampakkan wajah keheranan. Tapi
wanita muda itu hanya tersenyum ...
Hidup sebagai yatim lagi miskin terlalu
sia-sia untuk diratapi di tengah kehidupan
yang serba pongah ini. Di tengah situasi
yang tak ada lagi yang gratis. Semua
orang berdagang. Membeli dan menjual
adalah keseharian yang tak bisa dielakan.
Tapi Tuhan selalu memberi tanpa pamrih,
tanpa perhitungan
....
'' Kini saatnya ibu untuk berobat ... ''
Digendongnya ibunya dari pembaringan,
sambil berkata: '' Tuhan telah membeli
yang saya jual... ''.
Taksi yang tadi ditumpanginya dari hotel
masih setia menunggu di depan rumahnya.
Dimasukannya ibunya ke dalam taksi
dengan hati-hati dan berkata kepada supir
taksi:
''Antar kami ke rumah sakit"
Laitul Kamal
Ambilah pelajaran dari cerita ini, semoga
kita selalu memahami arti iklash, ikhlas
adalah sesuatu yang paling luar biasa,
belajarlah ilmu ikhlas, karena ikhlas akan
memberi kita kekuatan yang luar biasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita yg laenya nui...

share button